Konsep Dasar Simulasi
Simulasi adalah suatu
cara untuk menduplikasi / menggambarkan ciri, tampilan, dan karakteristik dari
suatu system nyata. Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama
jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik
dari komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan
waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi
simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta
dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan
komputer.
Pendekatan simulasi
diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi
sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka
model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga
memungkinkan untuk disimulasikan.
Sistem Simulasi
Sistem adalah kumpulan
obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan logis
dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang menjadi komponen dari sistem
dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa sub-sistem atau sistem yang
lebih kecil lagi. Dalam definisi ini disertakan elemen lingkungan karena lingkungan
sistem memberikan peran yang sangat penting terhadap perilaku sistem itu.
Bagaimana komponen-komponen sistem itu berinteraksi, hal itu adalah dalam
rangka mengantisipasi lingkungan.
Mengamati sistem bukan
hanya mendefinisikan komponen-komponen pendukung sistem, tetapi lebih dari dari
itu harus pula mengetahui perilaku dan variabel-variabel yang ada di dalamnya.
Paling tidak analisis terhadap sistem dapat membuat konsepsi tentang sistem
itu.
Ada beberapa cara
untuk dapat merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu sistem. Salah
satunya adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model dari sistem tersebut.
Model Simulasi
Model adalah alat yang
sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang sistem. Sebagai alat
komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan bagaimana suatu operasi
bekerja dan mampu merangsang untuk berpikir bagaimana meningkatkan atau
memperbaikinya.
Model didefinisikan
sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem bekerja atau
komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat model dari suatu sistem maka
diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan analisis. Hal ini merupakan
prinsip pemodelan, yaitu bahwa pemodelan bertujuan untuk mempermudah analisis
dan pengembangannya.
Melakukan pemodelan
adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu sendiri dan juga
bermacam-macam perbedaan perilakunya. Model merupakan contoh sederhana dari
sistem dan menyerupai sifat-sifat sistem yang dipertimbangkan, tetapi tidak
sama dengan sistem. Penyederhanaan dari system sangat penting agar dapat
dipelajari secara seksama. Model dikembangkan dengan tujuan untuk studi
tingkah-laku sistem melalui analisis rinci akan komponen atau unsur dan proses
utama yang menyusun sistem dan interaksinya antara satu dengan yang lain. Jadi
pengembangan model adalah suatu pendekatan yang tersedia untuk mendapatkan
pengetahuan yang layak akan sistem. Model beperanan penting dalam pengembangan
teori karena berfungsi sebagai konsep dasar yang menata rangkaian aturan yang
digunakan untuk menggambarkan sistem.
Joneset al. (1987)
mengemukakan dua sasaran pokok dari modeling yaitu pertama untuk memperoleh
pengertian yang lebih baik mengenai hubungan sebab-akibat (cause-effect) dalam
suatu sistem, serta untuk menyediakan interpretasi kualitatif dan kuantitatif
yang lebih baik akan sistem tersebut. Sasaran kedua dari modeling lebih terapan
atau berorientasi pada masalah yaitu untuk mendapatkan prediksi yang lebih baik
akan tingkah-laku dari sistem yang digunakan segera dalam perbaikan
pengendalian atau pengelolaan sistem. Berikut adalah cara untuk mempelajari
sistem:
Klasifikasi Model Simulasi
Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan
dalam tiga dimensi yaitu [Law and Kelton, 1991]:
a) Model Simulasi
Statis dengan Model Simulasi Dinamis.
Model simulasi statis
digunakan untuk mempresentasikan sistem pada saat tertentu atau sistem yang
tidak terpengaruh oleh perubahan waktu. Sedangkan model simulasi dinamis
digunakan jika sistem yang dikaji dipengaruhi oleh perubahan waktu.
b) Model Simulasi
Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik.
Jika model simulasi
yang akan dibentuk tidak mengandung variabel yang bersifat random, maka model
simulasi tersebut dikatakan sebagi simulasi deterministik. Pada umumnya sistem
yang dimodelkan dalam simulasi mengandung beberapa input yang bersifat random, maka
pada sistem seperti ini model simulasi yang dibangun disebut model simulasi
stokastik.
c) Model simulasi
Kontinu dengan Model Simulasi Diskret.
Untuk mengelompokkan
suatu model simulasi apakah diskret atau kontinyu, sangat ditentukan oleh
sistem yang dikaji. Suatu sistem dikatakan diskret jika variabel sistem yang
mencerminkan status sistem berubah pada titik waktu tertentu, sedangkan sistem
dikatakan kontinyu jika perubahan variabel sistem berlangsung secara
berkelanjutan seiring dengan perubahan waktu.
Langkah-langkah Pembuatan Model Simulasi
Untuk pembuatan model
simulasi model yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata
oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi
adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer)
sesuai dengan logika diagram alur. Kalimat sederhananya, apakah ada kesalahan
dalam program? (Hoover dan Perry, 1989); verifikasi adalah pemeriksaan apakah
program komputer simulasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dengan
pemeriksaan program komputer. Verifikasi memeriksa penerjemahan model simulasi
konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar
(Law dan Kelton, 1991) .
Validasi adalah proses
penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi, merupakan
representasi berarti dan akurat dari sistem nyata? (Hoover dan Perry, 1989);
validasi adalah penentuan apakah model konseptual simulasi (sebagai tandingan
program komputer) adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang
dimodelkan (Law dan Kelton, 1991).
Aturan Verifikasi Dan Validasi Dalam Simulasi
Ketika membangun model
simulasi sistem nyata, kita harus melewati beberapa tahapan atau level
pemodelan. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1, pertama kita harus
membangun model konseptual yang memuat elemen sistem nyata. Dari model
konseptual ini kita membangun model logika yang memuat relasi logis antara
elemen sistem juga variabel eksogenus yang mempengaruhi sistem. Model kedua ini
sering disebut sebagai model diagram alur. Menggunakan model diagram alur ini,
lalu dikembangkan program komputer, yang disebut juga sebagai model simulasi,
yang akan mengeksekusi model diagram alur.
Pengembangan model simulasi merupakan proses
iteratif dengan beberapa perubahan kecil pada setiap tahap. Dasar iterasi
antara model yang berbeda adalah kesuksesan atau kegagalan ketika verifikasi
dan validasi setiap model. Ketika validasi model dilakukan, kita mengembangkan
representasi kredibel sistem nyata, ketika verifikasi dilakukan kita memeriksa
apakah logika model diimplementasikan dengan benar atau tidak. Karena verifikasi
dan validasi berbeda, teknik yang digunakan untuk yang satu tidak selalu
bermanfaat untuk yang lain Baik untuk verifikasi atau validasi model, kita
harus membangun sekumpulan kriteria untuk menilai apakah diagram alur model dan
logika internal adalah benar dan apakah model konseptual representasi valid
dari sistem nyata. Bersamaan dengan kriteria evaluasi model, kita harus
spesifikasikan siapa yang akan mengaplikasikan kriteria dan menilai seberapa
dekat kriteria itu memenuhi apa yang sebenarnya.
Validasi Model Konseptual
Validasi model konseptual adalah proses
pembentukan abstraksi relevan sistem nyata terhadap pertanyaan
model simulasi
yang diharapkan akan dijawab. Validasi model simulasi dapat dibayangkan sebagai
proses pengikat dimana analis simulasi, pengambil keputusan dan manajer sistem
setuju aspek mana dari sistem nyata yang akan dimasukkan dalam model, dan
informasi apa (output) yang diharapkan akan dihasilkan dari model. Tidak ada
metode standar untuk validasi model konseptual, kita hanya akan melihat
beberapa metode yang berguna untukvalidasi.
· Representasi Kejadian Sistem
Metode ini menggunakan
graf kejadian seperti yang digunakan dalam pengembangan model
simulasi. Teknik pembuatan grafnya juga sama.
Kita harus mendefinisikan dengan jelas relasi kondisional antar kejadian.
Representasi graf dapat digunakan sebagai jembatan ke model logis (model
diagram alur) juga sebagai alat bantu komunikasi antara analis simulasi,
pengambil keputusan dan manajer. Hampir sama dengan graf kejadian adalah model
diagram alur, merepresentasikan aliran entitas melalui sistem.
· Identifikasi Eksplisit Elemen yang Harus Ada
dalam Model
Pada umunya model konseptual tidak dapat memasukkan
semua detil sistem nyata, melainkan hanya elemen yang relevan dengan pertanyaan
yang diharapkan akan dijawab. Dalam pembuatan model konseptual, semua kejadian,
fasilitas, peralatan, aturan operasi, variabel status, variabel keputusan dan
ukuran kinerja harus jelas diidentifikasikan dan akan menjadi bagian dari model
simulasi. Kita juga harus mengidentifikasikan dengan jelas semua elemen yang
tidak akan dimasukkan dalam model simulasi. Analis simulasi, pengambil
keputusan dan manajer harus bergabung untuk memutuskan berapa banyak sistem
nyata harus dimasukkan untuk menghasilkan representasi valid sistem nyata.
Verifikasi dan Validasi Model Logis
Bentuk model logis
tergantung dari bahasa pemrograman yang akan digunakan. Jika model konseptual
sudah dibangun dengan baik, verifikasi model konseptual bukan pekerjaan
kompleks. Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebelum kita yakin bahwa
model logis merepresentasikan model konseptual. Salah satu pendekatan yang
digunakan untuk verifikasi model logis adalah dengan fokus pada:
1. apakah kejadian dalam model diproses dengan
benar?
2. apakah rumus matematika dan relasi dalam
model valid?
3. apakah statistik dan ukuran kinerja diukur
dengan benar?
· Verifikasi Statistik dan Ukuran Kinerja
Kesalahan umum yang
terjadi dalam pemodelan simulasi adalah gagal memperbaharui statistik relevan
dan ukuran kinerja secara tepat ketika suatu kejadian terjadi. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk verifikasi bahwa statistik dan ukuran kinerja diperbaharui
dengan benar adalah menggunakan graf kejadian. Dalam kebanyakan bahasa
simulasi, beberapa tipe ukuran statistik dapat dikumpulkan secara otomatis saat
simulasi dieksekusi. Oleh karena itu, ukuran statistik dibangun dalam metode
yang transparan ke analis, sehingga mengurangi kesempatan kesalahan statistik.
Ketika model logis
dibangun, adalah penting melakukan validasi bahwa sttaistik dan ukuran kinerja
adalah satu-satunya yang perlu dijawab.
Verifikasi Model Komputer
Model komputer
diverifikasi dengan menunjukkan bahwa program komputer adalah implementasi
tepat model logis. Beberapa metode yang digunakan untuk verifikasi model
komputer adalah unik terhadap simulasi, sementara metode verifikasi lain sama
dengan yang digunakan dalam setiap pengembangan perangkat lunak lainnya.
Verifikasi model komputer sangat tergantung dengan bahasa pemrograman yang
digunakan dan tidak ada metodologi umum yang disetujui. Verifikasi model
komputer sering membutuhkan imaginasi dan keahlian tinggi analis, dan ini
adalah satu aktivitas dalam proyek simulasi yang dilakukan tanpa bantuan
pengambil keputusan dan manajer.
Verifikasi model komputer dapat dilakukan
dengan:
ü - Metode pemrograman terstruktur
ü - Penelusuran model simulasi
ü - Pengujian
ü - Pengujian relasi logis
ü - Verifikasi dengan model analitis
ü - Verifikasi menggunakan grafik
Penelusuran Simulasi
Beberapa bahasa
simulasi menyediakan kemampuan-terpasang penelusuran simulasi sebagaimana
terjadinya. Ketika model simulasi diprogram menggunakan bahasa umum, tentu saja
analis harus membangun kemampuan penelusuran dalam kode program. Ketika
membangun memprogram model logika, mekanisme penelusuran simulasi harus
dimasukkan sebagai bagian dari disain program dan tidak ditutupi ketika ada
kesalahan dalam program komputer.
Pengujian
Dua pendekatan
pengujian adalah bottom-up dan top-down. Pada pendekatan bottom-up, yang
terendah, modul dasar pada umumnya diuji dan diverifikasi terlebih dahulu.
Pendekatan kadang-kadang disebut dengan pengujian unit. Setelah modul dasar diuji,
uji terintegrasi dilakukan dimana interface diantara kedua modul diuji.
Pendekatan bottom-up ini berlanjut terus sampai model dapat diuji sebagai
sistem tunggal. Bagian terpenting dalam pengujian adalah seleksi data uji.
Keuntungan pengujian modul paling rendah terlebih dahulu adalah
pengujian itu membutuhkan himpunan data uji
yang lebih kecil daripada modul integrasi yang lebih besar. Modul dapat diuji
menggunakan driver yang menurunkan data uji, dan kemudian modul dieksekusi.
pada pendekatan top-down, pengujian dimulai dengan modul utama dan secara
inkremntal bergerak turun ke modul paling rendah. Dalam pengujian top-down,
rutin (routine) dummy dibutuhkan untuk mensimulasikan fungsi modul level paling
rendah. Keuntungan pendekatan top-down adalah proses berlangsung secara logika,
paralel dengan aliran program. Programmer dan manajer biasanya lebih menyukai
pendekatan top-down karena keberlangsungna proses dapat dilihat. Setelah model
diuji baik dengan pendekatan bottom-up ataupun top-down, model harus diuji coba
dengan kondisi paling ekstrim. Jika dipilih dengan hati-hati, hasil simulasi
dengan kondisi ekstrim dapat diprediksi.
Pengujian Relasi Logis
Relasi ini dapat
didasarkan pada hukum konservasi atau secara statistik. Jika relasi ini tidak
diperhatikan, maka program bukan implementasi benar dari model logis. Titik
paling sesuai untuk memeriksa relasi itu adalah ketika model berjalan tahap
demi tahap. Secara tipikal, kesalahan pemrograman tidak acak dan berdistribusi
secara uniform, tetapi berkumpul secara kluster.
Validasi Model Simulasi
Persfektif Umum Simulasi:
1. Eksperimen dengan model simulasi untuk
eksperimen sistem aktual
2. Kemudahan atau kesulitan dari proses
validasi tergantung pada kompleksitas sistem yang dimodelkan
3. Sebuah model simulasi dari sebuah sistem
yang kompleks hanya dapat menjadi pendekatan terhadap aktual sistem
4. Sebuah model simulasi sebaiknya selalu
dibangun untuk sekumpulan tujuan tertentu
5. Sebuah buku catatan dari asumsi-asumsi
model simulasi sebaiknya diupdate berkala
6. Sebuah model simulasi sebaiknya divalidasi
relatif terhadap ukuran kinerja yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan
7. Pembentukan model dan validasi sebaiknya
dilakukan sepanjang pensimulasian
8. Pada umumnya tidak mungkin untuk membentuk
validasi statistik secara formal diantara
data output model dengan data output sistem
aktual
Langkah 1. Membangun sebuah model dengan usaha
melibatkan informasi semaksimal mungkin:
· - Melakukan observasi terhadap sistem
· - Memanfaatkan Teori yang ada
· - Memanfaatkan hasil dari Model simulasi yang sama dan relevan
· - Menggunakan pengalaman atau intuisi
· - Memanfaatkan Teori yang ada
· - Memanfaatkan hasil dari Model simulasi yang sama dan relevan
· - Menggunakan pengalaman atau intuisi
Langkah 2. Menguji asumsi-asumsi model secara
empiris
Jika distribusi
probabilitas secara teoritis cocok dengan observasi dan digunakan sebagai input
untuk model simulasi, dapat diuji dengan pembuatan grafik dan uji goodness-of-fit
Jika beberapa himpunan data diobservasi untuk fenomena random yang sama, maka
perbaikan dari penggabungan data tersebut dapat ditentukan dengan uji
Kruskal-Wallis Salah satu utiliti yang sangat berguna adalah analisis
sensitivitas
Langkah 3. Menentukan seberapa representatif
output Simulasi
Prosedur Statistik untuk membandingkan data
output dari observasi dunia nyata dan simulasi:
· - Korelasi pendekatan inspeksi
· - Pendekatan pendugaan selang kepercayaan berdasarkan data
independen
· - Pendekatan Time Series
Validasi model
simulasi dilakukan dengan partisipasi analis, pengambil keputusan dan manajer
sistem. Uji validasi model adalah apakah pengambil keputusan dapat mempercayai
model yang digunakan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan.
Tidak ada teknik
tunggal untuk melakukan validasi model. Prosedur validasi model simulasi
tergantung dari sistem yang sedang dimodelkann dan lingkungan pemodelan.
Beberapa metode validasi adalah:
1. - perbandingan output simulasi dengan
sistem nyata.
2. - metode Delphi.
3. - pengujian Turing.
4. - perilaku ekstrim
Peperbandingan Output Simulasi dengan Sistem
Nyata
Membandingkan output
ukuran kinerja model simulasi dengan ukuran kinerja yang sesuai dari sistem
nyata adalah metode yang paling sesuai untuk melakukan validasi model simulasi.
Jika ukuran kinerja sistem nyata cukup tersedia, uji statistik umum seperti uji
t digunakan dimana kita menguji hipotesis kesamaan nilai rata-rata.
Kadang-kadang uji F juga dapat digunakan untuk menguji kesamaan ragam sistem
nyata dengan model simulasi. Beberapa metode nonparametrik lainnya juga bisa
digunakan, misalnya ChiSquare dan Kolmogorov Smirnov.
Perbandingan antara
model dan sistem nyata merupakan perbandingan statistik dan perbedaan dalam
performans harus diuji untuk signifikansi statistiknya. Perbandingan ini tidak
bisa dilakukan dengan sederhana begitu, karena performans yang diukur
menggunakan simulasi didasarkan pada periode waktu yang sangat lama, mungkin
beberapa tahun. Kinerja yang diukur dalam sistem nyata sebaliknya didasarkan
pada periode waktu singkat, mungkin hanya dalam ukuran minggu atau paling lama
bulan. Kendala kedua, semua kondisi awal sistem, yang mempunyai pengaruh pada
performans sistem secara umum tidak diketahui pada sistem nyata.
Permasalahan lainnya
dalam membuat perbandingan statistikal antara sistem nyata dengan model
simulasi adalah bahwa performan yang diukur dalam sistem nyata mungkin
merefleksikan banyak elemen atau pengaruh dalam sistem yang dikeluarkan dari
sistem. Contohnya, ukuran kinerja untuk sistem produksi mungkin memasukkan
pengaruh seperti shift kerja panjang, liburan dan kecelakaan industri. Pengaruh
ini elbih disukai dikeluarkan dari model simulasi karena pengaruhnya akan
konstan untuk sembarang alternatif model simulasi yang diharapkan untuk
dievaluasi.
Dalam banyak proyek model yang sedang
disimulasikan, sistem nyata bahkan belum ada. Dalam kasus seperti itu, tidak
ada ukuran kinerja sistem nyata yang dapat digunakan sebagai perbandingan
dengan ukuran kinerja model simulasi. Cara terbaik mungkin mencari sistem yang
mirip, tapi perbandingan seperti itu lemah.
Metode Delphi
Metode Delphi dikembangkan sebagai pendekatan
ke analisis permasalahan ketika sangat sedikit data tersedia atau sistem nyata
sedang dipertimbangkan. Dalam metode Delphi, sekelompok ahli terpilih membentuk
panel yang akan menghasilkan jawaban konsensus terhadap pertanyaan yang
diajukan ke mereka. Dalam lingkungan simulasi, panel mungkin terdiri dari manager
dan pengguna sistem yang sedang dimodekan dan pertanyaan adalah tentang
perilaku atau kinerja sistem di bawah kondisi operasi tertentu. Metode Delphi
tidak memasukkan diskusi tatap muka, oleh karena itu terhindar dari ketegangan
diskusi kelompok seperti dominasi peserta paling vokal. Metode dikembangkan
oleh perusahaan RAND dan telah digunakan dalam berbagai bentuk.
Pengujian Turing
Metode ini diajukan
oleh Alan Turing sebagai uji intelegensia buatan. Seorang ahli atau panel ahli
menyediakan ringkasan gambaran atau laporan berdasarkan sistem nyata dan model
simulasi. Jika ahli tidak dapat mengidentifikasi laporan berdasarkan output
model simulasi, kredibilitas model ditingkatkan. Kesulitan utama validasi model
menggunakan uji Turing adalah penyesuaian ukuran kinerja sistem nyata sehingga
pengaruh tidak dimaksudkan sebagai bagian dari model simulasi dihilangkan.
Perilaku Ekstrim
Kadang-kadang sistem
nyata dapat diamati di bawah kondisi ekstrim dimana situasi tidak biasa muncul.
Kadang-kadang hal ini menjadi solusi ideal untuk mengumpulkan data ukuran
kienrja sistem nyata untuk perbandingan output mode simulasi yang dijalankan
pada kondisi yang sama. Kadang-kadang juga manager sistem lebih mudah
memprediksi bagaimana perilaku sistem nyata pada kondisi ekstrim daripada pada
kondisi normal. Dengan membandingkan prediksi perilaku sistem nyata di bawah
kondisi ekstrim dengan kinerja model pada kondisi sama, mode dapat divalidasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar